Agrobisnis – ragam kisah dan tips menyuburkan tanah untuk pertanian

RAGAM KISAH.
LUAR BIASA HIKMAHNYA.

Wayan Supadno.

Tiap kali pulang ke rumah Cibubur slalu ada saja tamu, paling – paling bicaranya nuansa pedesaan, petani dan pertanian. Itu saja. Bahkan kadang dapat undangan agar mau berdiskusi, yang keturutan memuji dan yang tidak keturutan karena padatnya jadwal, guna menjaga kesehatan kadang menghadirkan kekecewaan, seolah tidak peduli. Silahkan apapun komentarnya. Itu haknya.

Yang pasti sejak Bung Karno hingga Pak Jokowi melahirkan pro kontra, itu kaliber pemimpin negara, apalagi hanya seorang saya yang berprofesi petani. Yang kebetulan sukanya berbagi baik tulisan maupun foto video, harapannya dari sekian banyak ada sebagian yang bermanfaat nyata buat masyarakat luas. Walaupun sejujurnya cukup senang banyak yang mengaku telah mengumpulkan semua tulisan dan video – video saya.

Tamu tersebut di antaranya ;

  1. Mantan Prajurit TNI, Bintang Dua atau Mayjen sebanyak 3 orang. Beliau – beliau mengaku slalu menabung untuk ingin kembali bertani tapi di pinggiran Jakarta. Lalu saya sarankan agar beli sawah di kampung kelahirannya agar jadi sumber inspirasi masyarakat yqng tepat membutuhkannya. Dikabulkan. Jadilah beli sawah di kampungnya, bahkan yang makin membuat bangga ternyata sawah yang dibeli, di antaranya adalah sawah bekas milik kakek neneknya dulu, dulu dijual juga karena demi masa depan putra putrinya.
  2. Dua orang TKI Malaysia dan Korea.
    Saya belum kenal tapi selalu telpon dan chat ke Hp saya, karena sering baca tulisan saya, lalu bertahap beli sawah dan membuat kandang sapi , lambat laun tapi pasti sawahnya makin meluas, sapinya makin banyak. Ujarnya dari pada gajinya hanya ditabung di bank saja, nampaknya jauh lebih berarti untuk investasi. Percepatan tumbuh nilai asetnya jauh lebih tinggi. Membanggakan. Dana bukan untuk ditabung di bank agar dikreditkan lagi oleh bank ke pihak lain lagi tapi diinvestasikan agar lebih produktif, itu ujarnya.
  3. Dua orang teman lama.
    Mengaku sudah merasa bersyukur karena merasa sukses jauh lebih baik dari dulunya, sukses bukan sekedar nilai asetnya atau posisi status sosialnya, tapi proses perubahannya. Juga beli sawah dan kebun lahan terlantar di kampungnya sebagai wujud syukurnya agar bisa jadi sarana memberdayakan dan mencontohkan ke masyarakatnya, agar syukur tak cukup dikatakan belaka, itu katanya. Makin hornat karenya. Tanpa harus silau dengan jabatan formal, jabatan politik misalnya. Semua maknanya tak jauh beda.

Kesemua multi strata sosial dari kisah di atas, masalahnya sama minta saran masukan agar lahannya sehat tidak banyak ancaman hama penyakit dan subur agar tidak gagal malu jadi tontonan masyarakat, justru berharap bisa jadi tuntunan masyarakat secara nyata lapangan pola latah bijak, mendidik tanpa banyak bicara.

Saran saya kepadanya ;

  1. Jika beli lahan maka anggaplah menambahi harganya, tabur 10 toh pupuk organik subsidi ton hanya Rp 500/kg, atau Rp 5 juta/ha. Atau pupuk kandang.
  2. Tabur kapur pertanian 2 ton/ha, agar netral pH nya, sehingga pupuknya termanfaatkan maksimal, jika pH rendah sekali (masam) berapapun dipupuk kimia akan sia – sia belaka. Tanaman tetap teracuni kuning kerdil.
  3. Semprot biang mikroba (pupuk hayati) makin pekat makin bagus, sekitar 20 liter/ha. Semua strain mikroba mesti koloninya minimal pangkat 7. Agar berbiak massal memgurai bahan organiknya, menambat N, melarutkan P dan K, biokontrol melawan hama penyakit melindungi tanaman, mereduksi kadar logam berat dan seterusnya.
  4. Barulah olah lahan bajak traktor agar mutunya naik tajam secara homogen, ditandai 3 bulan berikutnya banyak cacing dan belut hidup dengan bahagia membantu petani. Sinergis.
  5. Setelah minimal 2 minggu lagi setelah olah lahan, barulah ditanam maka tanaman akan jauh lebih sehat dan baik dibandingkan tanaman di sekitar. Itulah hikmahnya. Menyenagkan. Otomatis jadi inspirasi edukasi motivasi masyarakat luas. Niscaya hidup akan terasa makin berarti.

Selamat mencoba menjadi sumber inspirasi masyarakat luas..

Salam Inovasi Membumi 🇮🇩
Wayan Supadno
Pak Tani

Leave a Reply

Your email address will not be published.